Selamat Datang

Di Blognya Smile Heart, Semoga kita selalu TERSENYUM

Minggu, 27 Desember 2009

KETIKA HATI BICARA

Seandainya waktu bisa di putar ulang mungkin akan perbaiki semua kesalahan, namun sangat bersyukur tidak bisa karena akan selalu memikirkan bagaiman cara memperbaiki kesalahan itu dan hanya bisa berdiam di masa lalu, mungkin itu yang disebut menyesal. Kemudian hari ini bagaikan harimau yang akan menerkam seandainya saja tidak bisa memliki hari ini maka terdiamlah sampai di sini, tidak mungkin bagaimana memikirkan rencana hari esok, hari esok memang masih gaib dalam bayangan apa yang akan terjadi di hari esok hanya Allah SWT yang tahu semuanya. Yang diharapkan hanyalah bagaimana bisa merubah apa yang telah dilakukan pada masa lalu agar supaya tidak terjadi hari ini, esok dan masa yang akan datang. Ketika waktu mulai berputar semua unsur kehidupan akan bergerak dan bermuara pada titik nadir, kesabaran, keikhlasan dan rasa syukur obat rindu keillahian, semoga termasuk dalam golongan yang penuh cinta kasih saying dan kerinduan atas semua kebahagiaan yang Allah berikan. “ Hari ini adalah menentukan hari esok, bukan menyesalkan waktu yang telah lalu” . Awali dengan tangisan akhiri dengan senyuman. Maafkan atas segala kehidupan.

TULISAN UNTUK KEKASIH

Kekasihku, malam ini aku sangat merindukanmu entah mengapa tiba-tiba aku teringat sebuah kenangan yang pernah kita lewati bersama di suatu tempat dimana kita pernah singgah dihiasi indahnya warna-warni temaram lampu malam itu, semilir angin malam itu mengiringi kesejukan hatimu.
Kekasihku bolehkah malam ini aku mengingatmu kembali masa-masa itu walau kamu tak pernah merasakan semuanya seperti apa yang aku rasakan hingga detik ini, sungguh aku tak berdaya dengan kecantikan wajahmu ketenangan hatimu dan kehalusan tutur katamu, saat itu aku terbuai dan jiwaku melayang mengiringi keindahan cahaya-cahaya dari wajahmu dan wewangian surga dari tubuhmu.
Wahai kekasihku apakah kau sama malam ini mengingatku, barang sejenak saja kau ingat padaku walaupun kau tidak lagi menganggapku seseorang yang istimewa dalam hidupmu, tapi aku sangat yakin dan bahagia apabila sudah mengingatku malam ini dan luangkan waktumu untuk merayuku kembali seperti waktu itu kau merayuku dengan senyum dan halus tutur katamu pagi itu dibawah pohon kebahagiaan disamping surau yang melantunkan nada-nada penyejuk nurani dan keindahan dalam semua kenangan pada saat pertama kali kita bertemu.
Temanilah malam ini wahai kekasihku dan nyanyikan tembang kesunyian dari lirik – lirik ciptaanmu yang indah dan hiburlah hatiku yang dirundung kesedihan dan anginpun ikut bernyanyi menyampaikan kerinduanku padamu sebelum semuanya sirna di telan waktu. Kasihku berikan senyumanmu yang terakhir sebelum Kamu meninggalkan seorang diri tanpa arah dan tujuan tanpa balas kasih sayang untukku aku mohon wahai cinta berikanlah ketulusan Nya padaku sebelum aku meninggalkan selamanya harapan dan keinginan dalam hidupku, aku ikhlas jika semuanya adalah keputusanmu dan maafkan apabila aku berdosa dan telah menyakiti serta mengganggumu yang telah memasuki dalam hatimu tanpa ku ketuk terlebih dahulu yang selama itu kau menutupnya rapat-rapat, tapi aku sangat bahagia walau kau hanya membuka sedikit pintumu dan bercerita tentang seisi hatimu saat itu, dan hujanpun turun membasahi teras hatiku akan ku kenang semua ceritamu kan ku hiasi bunga semerbak wewangian dan kubingkai dari tulang rusukku hingga semuanya punah ditelan waktu kehidupan zaman dunia sampai nafasku menutup liang kehidupan sampai mataku menghalangi harapan dan sampai tubuhku menjadi santapan nikmat binatang-binatang yang kelaparan.
Kekasihku izinkan aku untuk menyentuh jiwamu kan kupeluk erat barang sedetik dan baru aku meninggalkanmu pergi kealam kabadian ditemani jiwa kesunyian dan duduk di bangku keabadian singgasana, kekasihku lihatlah didepanmu seiring sejalan dua jiwa menyatu dalam keabadian cinta kasih sayangnya takkan sirna ditelan badai dan waktu yang merenggutnya dan mereka tetap berpegang erat tangannya pada keyakinan seperti menyatunya keteguhan hati dengan pikirannya dan ciptakan keharmonisan kehidupannya dan menembus jalan-jalan yang penuh liku dan kerikil-kerikil tajam menusuk kakinya walaupun sampai berdarah, menghancurkan tembok-tembok penghalang dan sampailah pada tujuan di akhir perjalan hidupnya dengan senyuman dan keikhlasan hati.
Kekasihku sediakanlah baju keabadianku dan kereta terakhirku dan hiasilah dengan bunga-bunga warna-warni yang harumnya takkan luntur di terjang hujan dan badai, kemudian tempatkanlah aku didalamnya dan permohonanku yang terakhir hanyalah ucapkanlah do’a keselamatan dan lambaian tanganmu disertai senyuman dari bibirmu dan janganlah wajah cantikmu dibasuh air mata kesunyian, doakan perjalananku dan lihatlah tubuhku dari berbagai arah dan maafkan atas kehidupanku.
Kekasihku malam ini aku mulai lelah salam terakhirku untukmu wahai kekasih jiwa dan fikiranku semoga kau tetap ada dalam keabadian jiwamu dan teguh pendirianmu dan tunjukkanlah wajah aslimu bukan wajah cantik yang kebanyakan orang menutupi sifat yang sebenarnya. Saat menutup mataku berarti berakhirlah ungkapan jiwa yang sunyi ini.
Selamat tinggal kekasih jiwa dan fikiranku tetaplah ada dalam keabadian dan tempuhlah cita dan cintamu agar kau bahagia dan raihlah kesenangan yang wajar dan lihatlah disekelilingmu. “Jika pertemuan itu menjadi sesuatu yang menyakitkan jadikanlah perpisahan ini menjadi kebahagiaan, dan rayakanlah keterbelengguan oleh tali-tali kebohongan, kekasihku aku tak bisa menjadi apa yang engkau harapkan tidak bisa menjadi pelindungmu seperti yang engkau ungkapkan saat-saat terakhir kepergianku”. Aku yakin suatu saat ada seseorang yang dapat memberimu kebahagiaan dan menjadi pelindungmu, menyayangimu dengan penuh keikhlasan dan engkaupun begitu kepadanya. Maafkan diriku yang telah mengganggu pikiranmu dan jika kau telah menemukan semuanya aku turut bahagia dan ijinkanlah untuk tetap mengenalmu.
Wahai kekasih keabadian terima kasih engkau telah memberikan sejenak paruh waktumu untuk menjadi sahabat pikiranku. Sekarang aku serahkan kehidupanku engkau ambil karena engkaulah yang memberikan semuanya itu, terimalah sembah sujudku yang terakhir sebelum semuanya sirna ditelan waktu berakhirnya kehidupanku, aku tahu bahwa aku tak pantas tinggal disebuah istana megah yang penuh kebahagiaan tapi aku juga tak kuat tinggal disebuah istana kenistaan yang penuh dengan dosa-dosa dan keserakahan disertai kesombongan.
Tulisan ini aku tulis sebelum kau mengatakan dan sebelum kau mengungkapkan semuanya sore itu, yang engkau pendam selama dalam hidupmu dan engkau mengatakan yang sejujurnya dari titik nadir hatimu, walaupun aku sangat sedih tapi apa yang harus aku lakukan untuk menjadi ikhlas seperti yang engkau inginkan. Biarlah aku menjadi seorang penjaga gudang emas yang diamanatkan kepadaku, aku akan menjaga dengan penuh keikhlasan walaupun aku tak dapat memiliki sedikitpun dari isi gudang itu. Yang aku harapkan emas itu akan memberikan kebahagiaan bukan hanya kepada penjaganya saja namun oarang lain dan alam sekitarnya.
Aku teringat ketika melihat seorang yang tak berdaya terbaring diatas kasur kesengsaraan tubuhnya digerogoti penyakit yang tidak mungkin dapat disembuhkan kembali dengan sabarnya orang itu menahan sakit dan selalu berdo’a atas kesembuhan yang ia harapkan, namun apa daya tetap saja penyakit itu tidak dapat disembuhkannya pada akhirnya iapun berserah diri kepada Illahi tapi bukan menyerah ia menyerahkan seluruh hidupnya kepada kehendak-Nya, pada akhirnya iapun menutup mata untuk selamanya meninggalkan semua apa yang ia miliki semasa hidupnya karena ia sadar bahwa yang ia miliki selama hidupnya bukanlah keabadian dan itu hanya titipan dan kembalilah kepada sang pemiliknya.
Akhir dari kisah ini adalah akhir dari segala bentuk keajaiban-keajaiban dalam kehidupan dunia, mereka yang melantunkan lagu-lagu kebahagiaan dan memainkan kecapi memecahkan malam sunyi ketika jiwaku mulai meninggalkan semua bentuk kesombongan atas kehidupanku dan yang aku harapkan maafkan atas kehidupanku dan aku sangat bersyukur aku telah diberikan kenikmatan dan kebahagiaan hidup, ya... Allah... Kau telah memberikan jiwaku sebuah kebahagiaan yang tak mungkin mereka dapatkan seperti kebahagiaan yang aku raih saat ini, atas keridhoanMu dari nada ciptaanmu aku mohon maaf aku sering melupakanMu ketika kebahagiaan itu datang.

AWALI DENGAN TANGISAN AKHIRI DENGAN SENYUMAN

Awal dari sebuah kehidupan adalah tangisan sementara mereka yang menyaksikan awal kehidupan itu merasa senang dan bahagia, dan akhir dari kehidupan itu mengharapkan disertai kebahagiaan dan senyuman yang ikhlas sementara mereka yang menyaksikan menangis disertai kesedihan, seperti mengawali sesuatu yang ingin dicapai penuh dengan kesengsaraan dan perjuangan setelah melalui proses perjalanan panjang pada akhirnya akan menuai kebahagiaan, dan Allah telah memberikan sesuatu yang membuatku mengetahui arti sebuah perjalanan kehidupan.
Keikhlasan hati membentuk kesabaran diri seperti Allah memberikan suatu kebahagiaan kepada umatnya walaupun umatnya bersikap apatis, seperti Nabi Muhammad mencontohkan kebaikan walaupun penuh dengan cemoohan dan ejekan, dan seperti kedua orang tuaku yang memberikan doa dan dukungan walaupun dengan susah payah hanya dengan kesabarannyalah semoga ini menjadi suatu kebahagiaan yang menyertainya mulai hari ini, esok dan masa yang akan datang.
Aku melihat kehidupan itu mereka telanjang tak sehelai kain pun menutupi tubuh rentanya begitulah kepolosan, aku melihat mereka berjuang meraih kehidupan dan kebahagiaan dan aku merasakan semua itu betapa sedihnya ketika orang berteriak kelaparan sementara disebelahnya sedang berpesta besar makan makanan yang paling enak dan minum minuman yang paling istimewa serta gaun - gaun yang indah tuksedo jas berdasi berkilauan perhiasan mewah akankah ia melihat sdikit saja di sebelahmu mereka menganga menanti tegukan setetes air sesuap nasi.
Orang - orang disekitarku mengajarkan apa arti sebuah kehidupan untuk meraih kebahagiaan dengan cara yang diridhoi bukan menjadi orang yang pecundang.
Pagi itu aku melihat air mata kebahagiaan dan kesedihan membasahi tanah-tanah kekeringan, jiwa – jiwa yang dirundung kesepian merpati putih melebarkan sayapnya ketika mereka mulai terbang dalam keheningan dan kesunyian diiringi nyanyian yang mereka ciptakan ketika mulai datang waktu perpisahan genggaman tangan begitu erat seakan tak mau dilepaskan pelukan hangat persahabatan seakan membuat tak mau pergi meninggalkan, ciuman kasih sayang persahabatan seakan menyatunya antara jiwa dan pikiran kedalam rona-rona keindahan masa lalu, dan merekapun mulai pergi satu persatu mengayunkan kaki menggenggam harapan masa yang akan datang iringan doa mulai menggumam mengiringi kepergian sahabat – sahabat sejati.
Tangisanmu mengawali ruang kebahagiaan kelak air mata kesucian membasahi pundi – pundi mimpi esok hari, merangkai satu persatu harapan dalam membangun mimpi, yakinkan hati untuk tetap dapat bemimpi indah dan mewujudkan keindahan, kreatifitas fikiran dan kehalusan nurani sang pembangun mimpi, karena keyakinan bahwa bertindak adalah keputusan
Dan mereka berseri melebarkan senyuman keikhlasan dan alam pun memberikan keindahan bukan tanpa usaha dan kerja keras untuk mewujudkan semua itu, uraikan dalam setiap hembusan nafas rangkai dengan indah perjalanan kehidupan itu dan jadilah pelajaran bagi kita.
Allah SWT telah menunjukan kisi-kisi kehidupan melalui para malaikat, kepada para Nabi dan kepada Rasul. Adam sosok manusia pertama yang diciptakan contoh tabiat manusia pada awal perjalanan kehidupan di muka bumi.
Hendaknya tangisan yang mengawali dan berakhir dengan senyuman kebahagiaan.

CERITA DARI PEREMPUAN

Malam ini hujan membasahi tanah-tanah gersang, membasahi pohon-pohon kekeringan dan bunga-bunga keindahan, air hujan mengiringi kegundahan hati sang hawa, jiwanya sedih ia bercerita tentang kesedihannya malam itu. “ Apakah ada orang yang akan aku ajak bicara malam ini setelah teman-temanku menganggapku perempuan yang berdosa yang penuh dengan kenistaan sehingga dengan mudahnya aku dicampakkan begitu saja, kasih sayang yang telah aku bina bersama dengan seseorang yang aku cintai ternyata berpikiran sama dengan teman-temanku ia menganggapku perempuan nista sebelum ia membuktikan kenyataan itu, sekarang jiwaku sepi hatiku menangis diiringi hujan malam ini, malam inipun sama denganku sedang sedih apakah kita sama-sama sedang sedih, lantas aku mencurahkan kesedihan hatiku kepada siapa selain kepada malam ini yang dingin diiringi hujan dan semilir angin yang masuk kedalam relung-relung tubuhku.”
Malampun semakain larut dan hujanpun makin derasnya mengguyur hati yang sedang sedih, perempuan itu menangis, sudah tidak ada lagi yang dapat mempercayainya selain keyakinan pada dirinya bahwa dirinya tidak bersalah.
Suara binatang malam menemaninya malam ini hanya ia yang ikhlas mendengar semua keluh kesahnya, kemudian ranting pepohonan ikut melantunkan nyanyian kesedihan mereka memainkan suara-suara terbaiknya bak mengikuti sebuah kompetisi paduan suara. Rasa sunyi itu hilang di hempas keramaian diiringi nyanyian-nyaian malam itu, namun hatinya tetap merasa kesedihan yang mendalam.
Kawanku yang malang kau datang kepadaku hanya untuk membawa kabar tentang kesedihan hatimu malam ini, kenapa kau tidak membawa kabar yang baik yang dapat membawaku kealam keindahan malam ini seiring gemericik hujan yang enggan memperdulikan keinginanku malam ini, tapi tak mengapa duduklah kau didipan perenunganku karena disitulah diriku mencurahkan semua isi hatiku sebelum mataku melihat kegelapan dan jiwaku melayang mencari kesejukan dan kebahagiaan saat badanku telentang tak berdaya setelah tenaga terkuras siang tadi.
Perempuan itu bercerita bahwa kasih sayang yang baru saja ia bina dengan seorang lelaki yang di pujanya kandas dengan hitungan hari setelah sama-sama mengucapkan janji setia, namun kenapa lelaki itu meninggalkan dirinya sebegitu mudahnyakah janji setia itu punah karena kesalah pahaman yang telah diperbuat perempuan itu dan apakah lelaki itu dapat membuktikan yang membuat ia tega meninggalkannya.
Kemudian perempuan itu menangis air mata sucinya membasahi wajah cantiknya bibir indahnya bergetar menahan rasa sakit hatinya, tubuhnya lemas tak berdaya. Aku berkata “Wahai kawan baringkan jiwamu dalam ketenangan lepaskan pikiranmu yang membelenggu keindahan dan kesenangan masa lalumu dan pejamkan matamu dalam ketegaran dan keabadian masa depan nikmati jalan kesunyian dan bisikan dalam hatimu do’a-do’a penenang jiwamu dan lapangkan pikiranmu temukan cahaya-cahaya keabadian dan ketenangan dari berbagai arah dan baringkan tubuhmu dan tidurlah agar esok hari kau dapat melihat indahnya keajaiban Illahi sebelum kau melihat cahaya keindahan menyapamu dan mengajakmu kembali untuk dapat menikmati indahnya senyuman masa depan”.
Kemudian perempuan itu tertidur segala penat dan kegundahan hatinya larut di keheningan malam dan berharap ketenangan hati dapat terobati agar esok hari dapat merajut kembali cinta yang hilang diterpa badai kebengisan sang lelaki.
Lagi-lagi aku didatangi perempuan dengan masalah yang sama ia bertengkar dengan sang kekasih namun hubungan perempuan ini sudah lama terjalin bahkan bertahun – tahun dan badai menghantam hubungan pasangan yang sedang di landa dan di buai keindahan-keindahan asmara dunia. Dengan mata merah dan tersedu-sedu perempuan itu masuk kegudang sejuta harapan, impian dan rahasia-rahasia kehidupanku. “Wahai kawanku baru saja seorang perempuan datang kepadaku dan tidur didipan perenunganku dan kau datang lagi membawa kesedihan, apa didunia ini penuh dengan air mata aku melihat air mata tumpah disebuah kota yang membanjiri lautan bukannya lautan itu sudah penuh dengan air mengapa harus ditambah air lagi sementara lautan tak bisa lagi menampung luapan air itu dan terjadilah banjir dan longsor, mengapa wajahmu dibiarkan dikikis kebeningan air matamu, sudahlah hentikan pengurasan kepedihan, simpanlah air matamu kelak kau keluarkan katika kau menemukan kebahagian hidupmu dalam kecupan-kecupan bibir keindahan masa depan, tenangkanlah jiwamu dan biarkan kepedihan mengikis jiwa - jiwamu yang lain dan jiwa yang lain tetap tegar menghadapinya. Dengan ketenangan hati dan pikiranmu maka akan ditemukan sebuah keajaiban pikiran dan bertindak positif.”
Wahai para lelaki apakah kau merasakan kepedihan seorang ibu yang telah melahirkan kamu dengan penuh kasih sayang yang tak sanggup terbalaskan, ibumu yang halus perasaannya menandakan seorang perempuan yang harus kau pelihara dan jaga perasaannya jangan sampai kau lukai, begitu pula kekasihmu yang menjadi pasangan hidupmu yang telah memberikan cinta sucinya dengan ikhlas tinggal kau pelihara cinta-cinta itu supaya kamu mendapat ketenangan dan kesejukan hatimu serta merasa tentram hidup di sampingnya dan dengarkan suara-suara keindahan dari lubuk hatinya yang mendamaikan jiwamu. Apabila kau merusaknya dan menyia-nyiakannya berarti kau menghancurkan dunia yang penuh kedamaian dan kasih sayang dan hancurlah semua pundi-pundi keindahan dalam jiwamu.
Perempuan adalah kehidupan yang menciptakan dunia ini menjadi indah, perempuan adalah sebagai penopang-penopang atap kebahagiaan yang melindungi dari kebejadan-kebejadan dan keserakahan dunia dan apabila kau hancurkan itu maka hancurlah bangsamu.
Ada lagi seorang perempuan datang ia bercerita apa yang mesti aku lakukan ketika seseorang menyatakan cintanya padaku namun aku belum siap untuk menjalin kasih, saat ini aku bingung apakah aku ini egois apakah aku seorang yang idealis atau seorang yang perfectionis ataukah aku seorang yang selektif apa yang aku inginkan mesti aku wujudkan, apakah aku termasuk orang membohongi perasaanku sendiri atau Allah telah menakdirkan diriku seperti ini. Banyak alasan yang aku perbuat untuk dapat mewujudkan keinginanku aku memang pernah merasakan itu semua, aku pernah dikecewakan dan aku pernah merasa benci kepada seorang laki-laki..............

PERSAHABATAN

Banyak orang yang menjalin persahabatan di bumi ini namun ada pula yang tidak paham makna dari sebuah persahabatan itu sendiri, yang ngebayarin jajan bakso, mentraktir makan, membantu meringankan beban, sering mengajak curhat atau main selalu bersama-sama dan banyak lagi hal lainnya. Apakah semuanya itu adalah yang dinamakan sahabat, munkin itu hanya bagian dari arti persahabatan

Persahabatan budiman sama budiman tidak berkehendak kepada pertemuan setiap hari. Sebab ada orang bersahabat yang hanya bertemu sekali selama hidup, dan ada juga yang tidak pernah bertemu selama-lamanya, tetapi selalu ada hubungan bathin. Raja Habsyi ( Negus, Najasyi ) di negeri Habsyi yang semasa dengan Nabi Muhammad S.A.W. bersahabat dengan beliau, padahal mereka tidak pernah bertemu.

“Orang yang bijaksana, tidaklah mencari sahabat melainkan orang-orang yang panjang fikirnya, kuat agamanya, luas ilmunya, tinggi akhlaknya, lanjut akalnya, dan diwaktu mudanya hidup bergaul dengan orang-orang yang saleh. Barang siapa yang melalaikan percintaan sahabatnya, tidaklah dia akan merasai buah persaudaraan orang itu. Barang siapa memutuskan persaudaraan lantaran “ Takut Kena “, hiduplah dia tidak bersaudara. Tidaklah ada kesenangan hati yang menyamai kesenangan bersahabat, dan tidak ada kedukaan yang melebihi putus persahabatan “. ( Abu Hatim )

Kalau tidak ada sahabat, otak kacau. Kepada siapa kita akan menyatakan perasaan yang terpendam ?
Ada juga orang yang sanggup bersahabat dengan hati dan akalnya sendiri saja. Tetapi kalau dilihat dari kehidupan sehari-harinya tampak kesepian jiwanya.
Sadarkah kita, bahwa mencari sahabat lebih kita utamakan dari mencari cinta ?

Sebagaimana mencarai istri untuk teman hidup dikuatkan dengan akal, maka mencari temanpun harus di bawah kontrol akal. Sebab bersahabat hampir sama dengan perkawinan. Bedanya ialah kawin dengan perempuan adalah perkawinan badan dan roh. Adapun persahabatan adalah perkawinan roh dengan fikiran. ( HAMKA )

” Sahabat sejati adalah orang yang mau mendengar dan mengerti ketika anda mengungkapkan perasaan anda yang paling dalam. Ia mendukung ketika anda tengah berjuang. Ia menegur dengan lembut penuh kasih ketika anda berbuat salah, dan ia memaafkan ketika anda gagal. Seorang sahabat melecut anda untuk pertumbuhan pribadi, mendorong anda memaksimalkan potensi anda sepenuhnya. Adapun yang paling menakjubkan, ia merayakan keberhasilan anda seolah-olah keberhasilannya sendiri ”. ( Richard Exley, 2002 )

PEMUJA CINTA

Kegelapan menghalangi pandangan kebahagiaan, ketika di sodorkan sebuah cinta, dinding penghalang mulai menghadang, mampukah menghancurkannya sementara ia adalah bagian dari jiwa dan pikiran kita, perempuan itu memberikan harapannya seolah menjajakan kacang rebus di sebuah keramaian sementara hatinya kosong. Belahan jiwaku membisikan kata-kata mendayu menghipnotis perempuan itu sementara jiwaku yang lain hanya terdiam tertunduk tertindih batu-batu kesengsaraan membelenggu tubuhku.
Aku mencoba untuk tegar berdiri di tumpuan kaki yang bergetar menengadahkan tangan dan mulutku mengucapkan puji-pujian. Dan mereka berkata kau hanya seperti anjing-anjing peliharaan yang diberi makan sesuai kehendaknya sementara majikan menyuruhmu menjaganya dari serangan-serangan lain yang akan mengganggu dirinya.

****
Yang kedua kali aku di sodorkan rayuan manis seorang perempuan ia menjajakan kesetiaan dan kebahagiaan dan akupun mulai terbuai rayuan sang perempuan pagi itu pikiranku melayang akal ku hilang menembus awan-awan kebahagiaan menerobos tanah-tanah kesenangan, dan aku merasakan tiupan angin lembutnya terasa masuk kedalam relung-relung hatiku, seolah kebahagiaan memeluk erat jiwa yang rapuh menggenggam akal sehatku. Buaian manis keluar dari bibir indahnya seolah-olah mangsanya terperangkap dalam belenggu kemunafikan, syair-syair indah diucapkannya bak seorang paranormal mengadakan ritual tipu daya sang pemuja yang mempercayainya bahwa kata-katanya sangat mujarab untuk diikutinya.
Selepas itu jiwaku dilanda asmara padahal itu adalah kemunafikan dan tipu daya perempuan itu. Ternyata pikiranmu telah tertutup tirai-tirai indah seseorang yang kau anggap itu adalah sahabat sejatimu ketulusan hatimu tertutup kebiadaban hati nurani tipu daya setan, dan aku tidak menyalahkanmu wahai perempuan penjaja kesetiaan aku hanya menyalahkan pikiranmu yang tidak tetap dengan pendirianmu sendiri.
Kelemahanmu ada pada telingamu mendengar apa yang seharusnya tidak kamu dengar. Sifatmu yang mudah goyah oleh lidah-lidah sang penyair yang pandai membualkan kata-kata manis padahal dibalik itu ada harapan yang tersimpan dalam jiwa sang penjaja cinta.

****
Sorot mata yang tajam membuatku mulai terpana setelah sekian lama dirundung kesepian, hadir seorang utusan alam duniawi dan aku mulai merasakan getaran hati memacu adrenalin seorang ksatria untuk dapat menikmati indahnya dalam jiwa yang sunyi. Dari matanya keluar cahaya-cahaya keindahan, tubuhnya mengeluarkan wewangian surgawi.
Jiwaku melayang menikmati indahnya, bayang-bayang masa depan sejenak melintas. Pikiranku tertutup oleh rayuan-rayuan kesenangan dunia padahal itu adalah hanya tipuan pikiran terhadap kenyataan.
Dunia memang surga para jiwa yang fana dimana ia merasakan sesuatu maka ia akan mengejarnya padahal belum tentu apakah itu semua baik bagi dirinya atau hanya kesenangan sesaat demi menjamu nafsu dunia yang kehausan akan kasih sayang seorang pemuja cinta.

Bening mata sang bidadari
Senyumnya mengikat hati
Biarkan aku disini
Menatap wajah sang pujaan hati
Yang kuharapkan hanyalah
Senyummu mengiringi kepergianku
Membawaku kesana
Bersama damainya cinta kasihmu padaku
Jangan ada tetesan air mata dari beningnya matamu
Aku tak ingin semuanya
Biarkan menyaksikan senyumanmu yang terakhir
Kan kuukir dalam jantung hatiku
Dan semuanya menjadi indah
Menikmati kesejukan cintamu


Ketiga kali aku mengulangi kesengsaraan, kesepian dan kesendirian. Jiwaku seolah-olah tertutup terhimpit belenggu tak bergerak, jiwaku pengap apakah ini jalan hidupku ketika meraih apa yang seharusnya aku raih kebahagiaan dalam menempuh cita dan cinta mendapatkan kasih sayang seorang perempuan layaknya seorang ibu memberikan kasih sayangnya kepada anak-anaknya.
Yang ingin aku raih hanyalah apa yang terjadi sesuai dengan alam apa yang diberikan kepadaku atas kehendakNya. Kejujuran adalah kata hati keadilan adalah kesetaraan cinta adalah naluri kasih sayang adalah pertemuan kebahagiaan adalah buah dari cinta dan kasih sayang.

Gelap sudah duniaku
Apakah aku tertidur ?
Aku hanya terpejam sejenak
Mereka bicara apa kamu mati ?
Aku tidak tau

Saat aku bangun
Mereka sudah pergi
Apa yang terjadi ?
Aku tidak tau

Mereka membawa burung-burung merpati putih
Jauh sekali entah kemana
Kenapa aku sendiri ?
Aku tidak tau

Mereka bercengkrama bergurau bersama merpati putihnya
Aku hanya bisa menyaksikannya
Kenapa aku tidak seperti mereka ?
Aku tidak tau


Ketika aku dihadapkan dalam dua pilihan terbesit dalam dua pikiran, ketika aku dihadapkan sebuah karang keras yang berdiri kokoh menghalangi langkah ku dan ku termenung sejenak, dalam hati ku berkata apakah aku harus mundur menghadapi karang tersebut dan katakan aku kalah atau aku harus terus menerobos menghancurkan penghalang yang berdiri kokoh sementara aku kehabisan tenaga untuk menghancurkan karang tersebut, sejenak aku termenung bimbang dengan hati yang pasrah aku mencoba mengikisnya sedikit demi sedikit dengan penuh kesabaran, hendaklah terbongkah karang yang keras itu, seperti air laut dengan sabarnya mengikis batu dengan deburan ombaknya. Dengan hati yang ikhlas apakah semuanya akan berjalan dengan apa yang diharapkan walaupun keteguhan hati tidak semuanya akan terwujud.


Terhimpit aku dalam warna warni dunia
Seakan bimbang untuk memilih
Bukan maksud aku terpaut
Terpaut diantara dua warna
Ketika badai menghapus semuanya
Melunturkan segala asa yang telah terbina
Ketika rasa mulai meraja
Maafkan aku bila aku sudah tak bisa menyatukanmu
Menjadi satu bauran warna
Lelah aku di buatnya
Seakan kepercayaan berubah kekecewaan
Kembali aku dalam kesendirian
Menatap langit menginjak bumi
Terhempas dalam buaian angin malam
Seperti bulan di temani bintang jauh dari tempatnya
Dan tertutup awan nampak dalam satu warna